Minggu, 13 Oktober 2013

Bahaya Radiasi Monitor Terhadap Mata

Kemajuan gadget dari tahun ke tahun semakin canggih. Pada dua dasawarsa lalu layar monitor komputer yang beredar di Indonesia kebanyakan dalam bentuk tabung, kini layar monitor semacam itu sudah sulit dijumpai lagi bahkan hampir dikata sudah musnah.
Sebagai gantinya lahir layar monitor berbentuk pipih, hanya setebal 1-2 cm dalam berbagai ukuran. Layar monitor baik generasi lama maupun generasi baru tersebut yang diaplikasikan di komputer, laptop, telepon seluler, televisi dan berbagai produk gadget lainnya mempuyai radiasi yang membahayakan kesehatan mata. Risiko radiasi ini pada umumnya kurang diperhatikan oleh para pengguna komputer. Bahkan bagi maniak (penggemar berat ) komputer mengabaikan risiko tersebut.
Tanda-tanda awal yang dapat dirasakan terkena radiasi adalah mata menjadi berair dan terasa pedih. Hal ini karena pengaruh dari radiasi yang ditimbulkan layar komputer. Elektromagnetik Monitor komputer menghasilkan beberapa jenis radiasi, yang kesemuanya tidak dapat diderai oleh pancaindera kita.
Adapun gelombang gelombang dan radiasi yang dihasilkan oleh sebuah monitor adalah sinar X, sinar Ultraviolet, gelombang mikro, radiasi elektromagnetik frekuensi rendah, radiasi elektromagnetik frekuensi amat sangat rendah. Radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan komputer tersebut bisa mengganggu kesehatan mata.
Hal ini berdasarkan hasil riset yang dilakukan American Optometric Association (AOA) bahwa radiasi komputer dapat menyebabkan kelelahan mata dan gangguan lainnya pada mata. Kebanyakan gejala yang dikeluhkan responden adalah soal kelelahan mata, pandangan menjadi kabur dan mata kering. Masalah visual lainnya yang timbul adalah soal gangguan sakit kepala dan sakit leher atau bahu. Untuk itu bagi pengguna komputer sangat dianjurkan melindungi kesehatan matanya dengan cara antara lain menggunakan pelindung layar komputer atau filter, pilih layar komputer yang tingkat radiasinya rendah seperti layar liquid crystal display (LCD), jaga jarak pandang mata dengan monitor yakni idealnya 45 cm.
Selain itu sesuaikan posisi layar komputer dengan mata. Artinya jangan ketinggian dan jangan terlalu rendah karena bisa menyebabkan sakit pada leher. Jika posisi monitor ketinggian dari pandangan mata akan menggangu pasokan udara ke otak. Untuk itu ebaiknya layar monitor diposisikan sejajar dengan pandangan mata. Guna mencegah kelelahan mata sebaiknya tempatkan monitor dengan posisi yang ergonomis. Monitor harus ditempatkan pada posisi 16-30 inci dari mata, tergantung seberapa besar layar. Umumnya posisi yang nyaman untuk menatap monitor adalah 20 hingga 26 inci.
Sering Berkedip Hal penting lainnya adalah pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu buram tidak baik bagi kesehatan mata. Pencahayaan yang terlalu terang akan membuat mata menjadi silau, sedangkan pencahayaan yang terlalu buram membuat mata bekerja lebih keras untuk melihat. Hal ini akan membuat mata menjadi cepat lelah. Untuk itu, cobalah sesuaikan pencahayaan dan kontras monitor hingga mata bisa melihat dengan nyaman.
Jangan lupa juga untuk menyesuaikan resolusi dengan karakter di monitor agar dokumen- dokumen mudah dibaca. Upaya lainnya jangan terus-terusan pandang layar komputer. Usahakan sediakan waktu beberapa menit untuk mengendorkan dan mengistirahatkan mata dengan mengalihkan perhatian. Ini akan mengurangi kepenatan mata dan otot. Segarkan mata dengan cara memandang ke ruangan lain atau memandang indahnya langit biru atau tanaman hijau. Bagi pengguna komputer jika jarang mengedipkan mata akan membuat matanya menjadi kering.
Karena itu sering berkedip, karena dengan berkedip mata akan mengeluarkan air mata yang akan menyebar ke seluruh permukaan kornea untuk menjaga mata tetap lembab dan jernih. Terhadap masalah bahaya radiasi monitor komputer ini, seorang ahli mata (optometrist) yakni Dr Jay Schlanger mengatakan, beberapa perusahaan mulai membuat lensa yang bagian atasnya dirancang untuk melihat komputer, dan bagian bawahnya untuk membaca.
Pengguna lensa kontak juga punya solusi, yaitu dengan mengganti lensa kontak generasi baru yang terbuat dari silikon hydrogel. ”Silikon jenis ini memungkinkan daya transmisi oksigen yang lebih tinggi dibanding jenis lain,” ungkap Schlanger.

0 komentar:

Posting Komentar